Facebook

banner image

STOP MENGELUH !!!












Su’ul khuluuqi yu’dii.
Kebiasaan buruk itu menular.

Manusia dikaruniai dua energy yang melimpah setiap hari, sebut saja energy positif dan energy negatif. Energy positif adalah energy kehidupan yang bersifat positif dan memompa semangat hidup. Sebaliknya energy negatif adalah energy yang sifatnya menghambat, menghalangi, atau menafikan semangat hidup. Energy positif memberi manusia tidak hanya kekuatan untuk menjalani hidup, tetapi juga kekuatan untuk bangkit dari berbagai kesulitan yang dihadapinya. Sebaliknya energy negatif memancarkan berbagai hal yang menghambat kehidupan seseorang.


Salah satu kebiasaan yang menghamburkan energy negatif kita sehari-hari adalah mengeluh. Mengeluh merupakan respons negatif terhadap hampir semua keadaan yang ada, seakan tidak ada yang benar di dunia ini, setiap keadaan dikeluhkan.

Cobalah tengok mulai dari pagi hari, ketika keluar rumah orang mulai terhadang kemacetan, bahkan saat mulai masuk jalan besar, lalu orang mulai mengeluh. Mau naik angkutan atau bis kota, lama tak dating..mengeluh lagi, sudah naik bis kota penuh dengan penumpang,…mengeluh lagi, turun dari bis kota udara begitu panas,…mengeluh lagi. Sampai dikantor, menyalakan computer tiba-tiba computer error, ngehang, atau internetnya lambat,…mengeluh lagi.

Banyak kerjaan yang diberikan, mengeluh,..tidak ada pekerjaan,…mengeluh, pekerjaan tidak juga selesai,…mengeluh, atasan marah-marah terus,…mengeluh. Kursi kantor tidak enak,…mengeluh, dikantor tidak ada tempat tidur,…mengeluh, teman kantor tidak rapi,…mengeluh. Pulang kerja macet lagi di jalanan,…mengeluh, sampai dirumah tidak disambut dengan baik oleh keluarga,…mengeluh. Air di kolam tidak ada,…mengeluh, anak-anak sulit diatur,…mengeluh, orang tua tidak mau mengerti kemauan anak,…mengeluh. Jika semua keadaan dikeluhkan, lantas mengapa kita masih ingin hidup ?

Mengeluh adalah kebiasaan yang menyita bayak sekali energy, dengan mengeluh kita menghamburkan energy untuk sesuatu yang tidak berguna. Tidak hanya itu, energy negatif  yang kita hamburkan juga menyedot energy positif kita, akibatnya  alih-alih mengerjakan sesuatu yang produktif, energy kita tersita hanya untuk mengeluh. Lebih kompleks lagi, kebiasaan mengeluh itu biasanya akan terjadi sepanjang hari dan sepanjang hidup, jika kita tidak berusaha mengendalikannya. Bayangkan dari mulai bangun hingga tidur lagi, jika kebiasaan mengeluh itu ada dalam diri kita, sungguh kita akan sangat tersiksa.

Untuk bisa menghindarkan diri dari sifat mengeluh, cobalah menerima keadaan ini apa adanya, jangan menghakimi diri sendiri atau keadaan jika hal itu tidak sesuai dengan keinginan kita. Harapan terhadap keadaan yang lebih baik adalah wajar dan memang harus selalu dihidupkan, tetapi jika belum sesuai, tidak ada gunanya mengeluh.

Jalanan macet misalnya, bukanlah hal yang harus dikeluhkan, cobalah memahami jalanan macet apa adanya, dan mencoba menikmati kekurangan tersebut. Alih-alih mengeluh kita mesti mengupayakan bahwa di setiap kekurangan yang ada disekitar kita, kita masih bisa melakukan berbagai hal secara produktif. Ketika jalanan macet misalnya, lebih produktif kalau kita pergunakan untuk membaca, mendengarkan musik atau berita, berkenalan dengan teman disekitar kita dan berbagai hal lain yang positif. Bagaimanapun tidak ada gunanya mengeluhkan macet yang memang terjadi setiap hari di kota besar seperti Jakarta. Jika dijalanan saja kita sudah terus mengeluh, sesampainya dikantor kita sudah loyo karena energy kita sudah tersita untuk mengeluh sepanjang jalan.

Sama saja dengan keadaan dikantor, setiap kantor memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, dimanapun kita bekerja, kita akan menghadapi kekurangan dan kelebihan dari masing-masing kantor. Di kantor ini kelebihannya bisa jadi adalah aturannya yang longgar, walaupun gajinya tidak terlalu besar. Di kantor sana gajinya memang besar tetapi aturannya sangat ketat dengan target tinggi, sehingga berpotensi menimbulkan stress dalam bekerja.

Semuanya adalah pilihan yang harus kita pilih sebagai satu keatuan paket, sehingga tidak ada gunanya mengeluhkan keadaan. Akan jauh lebih baik kita memfokuskan energy yang kita miliki untuk memanfaatkan kekurangan dan keadaan sebaik mungkin agar pekerjaan kita lebih produktif. Jangan menunggu sampai fasilitas lengkap, karena hal itu biasanya sulit terjadi, akan selalu ada kekurangan diberbagai hal. Justru keberadaan kita dituntut untuk memberikan nilai tambah dan perbedaan terhadap keadaan sedmikian sehingga bisa membuat produktivitas menjadi lebih tinggi.

Alih-alih mengeluh, carilah cara hidup dan cara kerja atau cara berada yang membuat lingkungan kita lebih baik gara-gara keberadaan kita. Itu artinya kita memberi nilai tambah atau berjasa dan bukan malah menambah beban. Alihkan energy keluhan itu menjadi energy kreatif untuk melihat apa saja yang bisa dikerjakan secara lebih baik. Dengan demikian potensi kita bisa dikembangkan untuk hal-hal yang positif dan tidak terjebak menghabiskan energy kita untuk hal-hal yang negatif.

Betapa negatifnya kebiasaan mengeluh ini hingga Al-Qur’an mengingatkan kita agar tidak menjadi orang yang pandai mengeluh. Jika diberi kelebihan, merasa kurang..jika diberi kekurangan atau cobaan, apalagi. Tentu saja ayat ini tidak boleh dijadikan legitimasi bahwa mengeluh adalah kebiasaan yang sudah ada dari lahirnya. Al-Qur’an mengatakan itu justru untuk menunjukkan bahwa sebagai manusia kita mampu mengelola kebiasaan negatif ini agar bisa dialihkan sesuatu yang positif.

Suka mengeluh benar-benar merupakan kebiasaan yang buruk, efek samping kebiasaan mengeluh ini tidak hanya terjadi pada diri sendiri, tetapi biasanya juga menyebar kepada orang-orang disekitar kita. Jika kita mengeluh tentang kemacetan misalnya, hal itu menyebabkan orang lain bisa terpengaruh untuk mengeluhkan hal serupa. Jika kebiasaan mengeluh itu ada dikantor, setiap hari kita diliputi budaya negatif yang akan terus berkembang menggerogoti energy positif kita. Saat itu terjadi, bisa dipastikan akan mempunyai pengaruh terhadap kinerja dan produktivitas kantor secara keseluruhan. Karena itulah sudah saatnya kita belajar untuk menghindarkan diri dari mengeluh, hitung berapa kali kita mengeluh hari ini ? coba kurangi jumlah esok hari, begitu seterusnya hingga kebiasaan itu bisa menghilang dari dalam diri kita.

Kita akan merasakan menjadi pribadi yang berbeda jika kebiasaan mengeluh itu bisa dihilangkan, hidup kita akan jauh lbih berharga dan bermakna. Beban hidup kita akan jauh lebih ringan. Biasanya apa yang kita keluhkan berada jauh dari kuasa kita untuk mengubahnya, kalaupun memang begitu reaksi kita adalah pilihan kita. Kalau musim hujan ya sering hujan, tak ada gunanya kita mengeluhkannya, yang bisa kita lakukan adalah mengubah sikap kita terhadap hujan itu.

Jika kita mempunyai kemampuan untuk mengubah keadaan yang kita keluhkan, saatnya bekerja melakukan perubahan tersebut, bersyukurlah. Banyak orang disekitar kita tidak mempunyai cukup anugerah untuk bisa hidup dengan layak dan bekerja seperti kita.

Berhentilah mengeluh,…mulailah hidup yang lebih bahagia….





STOP MENGELUH !!! STOP MENGELUH !!! Reviewed by Fitriani Razak on 23.07 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.