Facebook

banner image

Plus Minus Pacaran dan Ta'aruf


Setidaknya di zaman yang bukan lagi zaman Siti Nurbaya ini, ada dua cara atau proses menuju pernikahan dengan bakal suami atau istri, yaitu pacaran dan ta’aruf. Pacaran adalah yang paling umum dijalani oleh muda-mudi yang saling menyukai. Sedangkan ta’aruf yaitu perkenalan laki-laki dan perempuan secara islami dengan tujuan akan menikah juga sudah semakin dikenali dan sudah semakin banyak dipilih sebagai proses saling kenal antar lawan jenis. Namun, kedua proses ini punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang tentu perlu diketahui utamanya bagi mereka yang berencana akan menikah. Apa saja? Berikut ulasannya:


1.   Memulai
Dibanding ta’aruf, cenderung lebih mudah memulai hubungan pacaran, karena hanya perlu pernyataan ingin serius alias “nembak”, persetujuan, juga komitmen pasangan pria dan wanita yang akan berpacaran.

Sedangkan untuk memulai hubungan ta’aruf cenderung agak susah, karena biasanya diperlukan bantuan ustadz atau orang yang berkompeten menjodohkan secara islami. Biasanya, terlebih dahulu calon pasangan harus bertukar biodata tertulis.

2.   Komunikasi
Komunikasi dalam hubungan pacaran dilakukan oleh kedua pasangan tanpa dibatasi dan lebih terbuka sehingga keduanya bisa mengenal lebih dalam dan lebih mengetahui karakter atau kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Sedang dalam proses ta’aruf, komunikasi berdua sedapat mungkin harus dibatasi dan dipersingkat, serta bertanya yang penting-penting saja. Karena komunikasi yang dibatasi ini, terkadang keduanya belum bisa memahami karakter asli masing-masing lalu menikah.

3.    Waktu
Pacaran tidak berbatas waktu, pacaran hingga 8 tahun pun jika kedua pasangan masih merasa cocok, akan terus berjalan. Tapi justru karena waktu yang tidak berbatas ini, sayangnya tidak sedikit pacaran yang “kelewat batas”, atau beresiko sakit hati yang parah jika akhirnya putus setelah sekian tahun membina hubungan.

Ta’aruf berbatas waktu, biasanya hanya berlangsung 2-3 bulan perkenalan. Jika setelah batas waktu itu, sang pria belum juga menikahi, maka hubungan mesti dihentikan. Atau jika alasannya karena orang tua belum setuju tapi keduanya sudah saling cocok, ta’aruf bisa diperpanjang hingga waktu yang ditentukan kembali dengan catatan komunikasi harus diminimalisir. Adanya batas waktu yang jelas ini mendukung hubungan yang lebih bertanggungjawab.

4.   Pertemuan
Pertemuan pada hubungan pacaran tidak ada aturan baku. Pasangan yang sedang pacaran dapat bertemu berdua saja, ditemani teman atau keluarga. Tempat pertemuan pun tidak memiliki aturan tertentu. Tak jarang, pasangan pacaran terkadang memilih bertemu berdua saja di tempat privat atau sepi. Hal ini tentu berpotensi terjadinya interaksi yang berlebihan karena adanya efek domino dari hubungan saling suka antara laki-laki dan perempuan yang sedang berduaan.

Pertemuan pada hubungan ta’aruf diatur. Berdasarkan kesepakatan ta’aruf islami, mereka bertemu di tempat umum atau di rumah dengan disertai beberapa orang atau minimal 1 orang keluarga yang setidaknya mengerti konsep ta’aruf. Cara seperti ini sangat mampu mencegah terjadinya “kebablasan” dalam hubungan.

                Memilih pacaran atau ta’aruf adalah hak masing-masing orang, tapi jika tujuan hubungan serius untuk menikah, untuk sukses menjalani perkawinan kelak, tidak ada salahnya mengadopsi kelebihan pacaran maupun ta’aruf. Pacaran dengan batas waktu yang jelas dan pertemuan yang tidak bakal menimbulkan keinginan macam-macam, atau ta’aruf yang komunikasinya lebih terbuka dan detail tapi tetap terkontrol agar masing-masing bisa memahami betul karakter pasangan sebelum menikah. Selamat memilih, selamat menjalani.
Plus Minus Pacaran dan Ta'aruf Plus Minus Pacaran dan Ta'aruf Reviewed by Fitriani Razak on 12.09 Rating: 5

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.