Setidaknya di zaman yang bukan lagi zaman Siti
Nurbaya ini, ada dua cara atau proses menuju pernikahan dengan
bakal suami atau istri, yaitu pacaran dan ta’aruf. Pacaran adalah yang
paling umum dijalani oleh muda-mudi yang saling menyukai. Sedangkan ta’aruf
yaitu perkenalan laki-laki dan perempuan secara islami dengan tujuan akan
menikah juga sudah semakin dikenali dan sudah semakin banyak dipilih sebagai proses
saling kenal antar lawan jenis. Namun, kedua proses ini punya kelebihan dan
kekurangan masing-masing, yang tentu perlu diketahui utamanya bagi mereka yang
berencana akan menikah. Apa saja? Berikut ulasannya:
1. Memulai
Dibanding ta’aruf, cenderung
lebih mudah memulai hubungan pacaran, karena hanya perlu pernyataan ingin
serius alias “nembak”, persetujuan, juga komitmen pasangan pria dan wanita yang
akan berpacaran.
Sedangkan untuk
memulai hubungan ta’aruf cenderung agak susah, karena biasanya diperlukan
bantuan ustadz atau orang yang berkompeten menjodohkan secara islami. Biasanya,
terlebih dahulu calon pasangan harus bertukar biodata tertulis.
2. Komunikasi
Komunikasi dalam
hubungan pacaran dilakukan oleh kedua pasangan tanpa dibatasi dan lebih terbuka
sehingga keduanya bisa mengenal lebih dalam dan lebih mengetahui karakter atau
kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Sedang dalam proses
ta’aruf, komunikasi berdua sedapat mungkin harus dibatasi dan dipersingkat,
serta bertanya yang penting-penting saja. Karena komunikasi yang dibatasi ini,
terkadang keduanya belum bisa memahami karakter asli masing-masing lalu
menikah.
3. Waktu
Pacaran tidak
berbatas waktu, pacaran hingga 8 tahun pun jika kedua pasangan masih merasa
cocok, akan terus berjalan. Tapi justru karena waktu yang tidak berbatas ini, sayangnya
tidak sedikit pacaran yang “kelewat batas”, atau beresiko sakit hati yang parah
jika akhirnya putus setelah sekian tahun membina hubungan.
Ta’aruf berbatas
waktu, biasanya hanya berlangsung 2-3 bulan perkenalan. Jika setelah batas
waktu itu, sang pria belum juga menikahi, maka hubungan mesti dihentikan. Atau
jika alasannya karena orang tua belum setuju tapi keduanya sudah saling cocok, ta’aruf
bisa diperpanjang hingga waktu yang ditentukan kembali dengan catatan
komunikasi harus diminimalisir. Adanya batas waktu yang jelas ini mendukung
hubungan yang lebih bertanggungjawab.
4. Pertemuan
Pertemuan pada
hubungan pacaran tidak ada aturan baku. Pasangan yang sedang pacaran dapat bertemu
berdua saja, ditemani teman atau keluarga. Tempat pertemuan pun tidak memiliki
aturan tertentu. Tak jarang, pasangan pacaran terkadang memilih bertemu berdua saja
di tempat privat atau sepi. Hal ini tentu berpotensi terjadinya interaksi yang
berlebihan karena adanya efek domino dari hubungan saling suka antara laki-laki
dan perempuan yang sedang berduaan.
Pertemuan pada
hubungan ta’aruf diatur. Berdasarkan kesepakatan ta’aruf islami, mereka bertemu
di tempat umum atau di rumah dengan disertai beberapa orang atau minimal 1
orang keluarga yang setidaknya mengerti konsep ta’aruf. Cara seperti ini sangat
mampu mencegah terjadinya “kebablasan” dalam hubungan.
Memilih
pacaran atau ta’aruf adalah hak masing-masing orang, tapi jika tujuan hubungan
serius untuk menikah, untuk sukses menjalani perkawinan kelak, tidak ada
salahnya mengadopsi kelebihan pacaran maupun ta’aruf. Pacaran dengan batas
waktu yang jelas dan pertemuan yang tidak bakal menimbulkan keinginan
macam-macam, atau ta’aruf yang komunikasinya lebih terbuka dan detail tapi tetap
terkontrol agar masing-masing bisa memahami betul karakter pasangan sebelum
menikah. Selamat memilih, selamat menjalani.
Plus Minus Pacaran dan Ta'aruf
Reviewed by Fitriani Razak
on
12.09
Rating:
boleh minta sumbernya?
BalasHapus