Facebook

banner image

Kenapa Istri Rasul Tidak Boleh Dinikahi? (Diskusi FB)

Bumi Jingga Azzura
Bisakah dalil Naqli "di-aqli-kan"?

Tree Handoyo
Tentu bisa walau tak seluruhnya. Misalnya Abu Hurairah ra meriwayatkan suatu hari seorang laki2 berkata pada Rasulullah Saw "Berilah aku nasihat." Rasulullah menjawab, "jangan marah". Beliau mengulanginya beberapa kali, "jangan marah." (Hr.... Bukhari) Bila di rangkaikan dgn riwayat lainnya maka akan dpt diaqlikan menjadi: Hindari marah di setiap kebencianmu, karena umumnya marah adalah penghujatan terhadap satu ketetapan Allah. Sematkan sabar di keseharian hidupmu, karena sabar adalah mekanisme penyelarasan dengan setiap kehendak-Nya.

Dan ,Surah Al-Kahf yg pernah kita jadikan contoh: “Mereka tinggal dalam gua mereka selama 300 tahun dan ditambah 9.” (Al-Kahf: 25) yg di aqlikan menjadi sebuah pernyataan tentang kalendar syamsiyah dan hijriah?
Dan bukankah seluruh buku agama yg ditulis para ulama adalah meng-aqlikan nagli, agar menjadi lebih kuat dan menarik utk dijalankan manusia ? Wallahu a'lam.
Hmm... Iya mas, syukron...
Lalu bgm dgn Al-Ahzab 53 (di 2 kalimat terakhir)
Sy tdk mngerti, adakah alasan aqli-nya?


Tree Handoyo
Imam As-Suyuthi, dalam Al-Jalalainnya menerangkan Al-Ahzab 53: (Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kalian diizinkan) memasukinya karena mendapat undangan (untuk makan) kemudian kalian boleh... memasukinya (dengan tidak menunggu-nunggu) tanpa menunggu lagi (waktu masak makanannya) yakni sampai makanan masak terlebih dahulu; Inaa berakar dari kata Anaa Ya-niy (tetapi jika kalian diundang maka masuklah dan bila kalian selesai makan, keluarlah kalian tanpa) berdiam lagi (asyik memperpanjang percakapan) sebagian dari kalian kepada sebagian yang lain. (Sesungguhnya yang demikian itu) yakni berdiamnya kalian sesudah makan (akan mengganggu nabi lalu nabi malu kepada kalian) untuk menyuruh kalian keluar (dan Allah tidak malu menerangkan yang hak) yakni menerangkan supaya kalian keluar; atau dengan kata lain Dia tidak akan mengabaikan penjelasannya. Menurut qiraat yang lain lafal Yastahyi dibaca dengan hanya memakai satu huruf Ya sehingga bacaannya menjadi Yastahiy. (Apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka) kepada istri-istri Nabi saw. (yakni suatu keperluan, maka mintalah dari belakang tabir) dari belakang hijab. (Cara yang demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka) dari perasaan-perasaan yang mencurigakan. (Dan tidak boleh kalian menyakiti hati Rasulullah) dengan sesuatu perbuatan apa pun (dan tidak pula mengawini istri-istrinya sesudah ia wafat selama-lamanya. Sesungguhnya perbuatan itu di sisi Allah) dosanya (besar).

Aqlinya: Istri2 Rasulullah adalah 'ibu' bg kaum Muslimin.Mereka menggantikan posisi Rasululah saw utk berdawah terutama pada wanita, dan menerangkan hal2 yg terkait dgn hal2 kewanitaan, yg tentu saja Rasululah akan malu bila menerangkannya. Jd posisi ibu disini, semacam 'nabi' tak resmi bg terutama kaum wanita. Jd mereka harus diposisikan sbg 'ibu' yg tak boleh dgn syahwat bila berinteraksi dgn nya. Dan bila mrk boleh dinikahi, tentu peran mrk menjadi istri, bukan 'ibu' bagi kaum muslimin lagi. Terutama Aisyah, yg ketika Rasulullah saw wafat, umurnya masih begitu muda, sekitar 18 tahun. Wallahu a'lam.
 

Bumi Jingga Azzura 
Maaf, sy masih agak bingung..
Bs jelaskan dgn contoh?
Misalx, ini MISAL. Shofiyah dinikahi oleh Umar bin Khaththab, lalu bukankah tetap bs menjadi pendidik bg muslim lain?

Tree Handoyo
Tapi itu berarti Ia tdk lagi menjadi 'ibu' dr Umar bin Kahattab, krn mesti menunaikan perannya sbg istri dr Umar, yakni mematuhi Umar sbg suaminya. Tdk lg menjadi 'ibu' bg istri Umar, dsbnya. Belum lg soal warisan, hak dr baitul mall dsbya.... Semuanya akan membingungkan krn All-qur'an dan hadist tdk menerangkan sedikit pun tata cara berinteraksi dgn situasi 'ganjil' yg demikian.

Pun soal politik, misal Aisyah dinikahi Muawiyyah. tentu itu akan menyebabkan kedudukan bani Umaiyyah menjadi kuat, dan Aisyah dapat menjadi tdk netral lagi, krn Aisyah tidaklah ma'sum sebagaimana Rasulullah Saw. Dan menyadari hal demikian, tentu para sahabat Nabi akan berlomba2 meminang Aisyah utk menguatkan kedudukan mrk dan kaum mrk, yg tentu saja dpt mengakibatkan perselisihan.

Belum lagi soal pengkultusan. Bila istri2 Nabi melahirkan anak dr suaminya setelah ketiadaan rasulullah saw, tentu anak yg dilahirkan berpeluang dikultuskan. Apa lg jika anak laki2.

Dan masih sangat banyak lagi tentunya, hikmah yg dikandung, dr dilarangnya istri2 Rasulullah saw menikah lg. Wallahu a'lam.
 

Tree Handoyo
Pada pokoknya adalah, kita mentaati rasulullah saw adalah krn beliau ma'sum. Yg artinya bila salah di tegur Allah Swt, bila lupa diingatkan, bila benar dibiarkan Allah Swt. Oleh krn predikat ma'sum itulah Rasulullah Saw dapat melewati berbagai 'fitnah' dan berbagai isu2 sensitif dlm tata pergaulan, moral, dsbnya. Setelah wafatnya beliau, maka berakhirlah era ke ma'suman, maka ha2 yg sensitif, yg dpt menimbulkan fitnah dikalangan ummat, tidak lagi diizinkan Allah swt utk terjadi. Salah satu hal sensitif itu adalah status istri2 Rasulullah saw.Yang dgn Allah swt melarang mereka menikah lg, maka pintu fitnah dan masalah dpt ditutup tuntas. Wallahu a'lam.
Alhamdulillah..
Terima kasih mas Tree, sy sudah mengerti (dgn berkali2 membaca penjelasan anda + membayangkanx)
Skali lg terima kasih! :)


Kenapa Istri Rasul Tidak Boleh Dinikahi? (Diskusi FB) Kenapa Istri Rasul Tidak Boleh Dinikahi? (Diskusi FB) Reviewed by Fitriani Razak on 14.23 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.