Facebook

banner image

MENULIS !













Di-CoPas dari note eM.. eE.. eN.. uU.. eL.. iI.. eS.. by Aira Ya Aira


Menulis adalah pilihan, seperti memilih jalan. Kadang kita keliru memilih jalan. Di persimpangan kita bimbang, bukan bimbang, sebenarnya kita sedang menimbang. Lintasan mana yang mendamaikan hati orang lain dan lintasan mana yang membuat orang tak nyaman.

Menulis bukan perkara memamerkan kepandaian dan kecakapan mengolah kata. Jikalau niat sudah menjurus kesana, yakinlah tulisan bisa berkurang nilainya. Lantas kenapa kerap kali kita menulis agar orang membenci dan mengurut dada? Apakah kita menemukan kepuasan di tengah menanjaknya tensi orang lain?


Jika jawabannya iya, maka anda butuh psikiater. Membuat orang lain marah itu gampang, mudah sekali. Setiap saat kita bisa menciptakan tulisan yang membuat orang mengumpat dan mencaci maki. Tapi sekarang adalah bagaimana caranya membuat tulisan agar menyenangkan orang lain. Mungkin kita berpikir, setiap tulisan itu harus tegas dan tak muluk-muluk. Apalagi kita menulis perkara sensitif dan serius. Jadi perkara yang membaca senang atau tidak, itu urusan pembacanya. Lah, Emang siapa bilang tulisan yang serius, tegas, menyindir dan keras harus (baca:wajib) membuat pembaca kelimpungan? Banyak kita lihat tulisan-tulisan yang sebenarnya keras, sensitif dan tegas, tapi tak membuat orang yang membaca merasa dihakimi atau digurui. Ini berpulang kepada kebijakan dan niat dari hati si penulis. Apa ia memang berniat menebar benih kebencian atau menanam semai persahabatan. 

Marilah kita menulis kedamaian! Sebuah tulisan yang seminimal mungkin memantik api kemarahan dari hati orang lain. Alangkah bahagianya kita bisa menerbitkan tawa atau minimal senyum bahagia andai saja orang membaca tulisan kita. Nah itu yang sulit. Bahkan kadang kita telah berusaha sekuat tenaga untuk menebar kedamaian lewat tulisan, tapi tanggapan orang tetap saja beragam. Apatah lagi bila tulisan memang diniatkan untuk mencari percekcokan, menyulut unggun kemarahan.

Orang bijak bilang, teko akan selalu menuangkan apa isinya. Jika teko tersebut berisi kopi, maka yang tertuang ke gelas adalah kopi. Jika teko berisi teh, maka yang tertuang dari teko ke gelas adalah teh. Begitu seterusnya, tak mungkin teko yang berisi bir akan menuangkan susu ke dalam gelas. Jika hati kita memang dipenuhi dengan kemarahan dan kebencian maka kita hanya bisa menuliskan kebencian. Jika hati ini hitam maka akan menuliskan hitam, jika putih maka tertuanglah putih.

Marilah menulis kedamaian! Saat hati orang-orang memang tengah mudah marah, janganlah diperparah dengan menuang bensin ke tengah kobar amarah. Marilah menulis sesuatu yang menyejukkan pembaca kita. Yang membuat mereka ingin kembali lagi ke rumah kita dengan senyum lebar. Kadang memang orang banyak yang datang dan kembali lagi ke rumah kita, tapi bukan dalam keadaan tersenyum, melainkan dalam keadaan tangan terkepal dan kepala bertanduk.

Mari menulis kedamaian, sesuatu yang menyejukkan dan mendamaikan hati orang lain.



MENULIS ! MENULIS ! Reviewed by Fitriani Razak on 16.20 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.